Ahad, 16 Oktober 2011

PENGHALANG MALAIKAT MASUK KE RUMAH

Oleh: Abu Hudzaifah Ibrahim bin Muhammad
.: :.
Islam adalah agama yang mencintai kebersihan sehingga mengingatkan bahayanya memiliki anjing, bahkan melarang memelihara anjing kecuali untuk kepentingan penjagaan keamanan atau pertanian. Tidak sedikit nash hadits yang menyatakan bahwa malaikat rahmat tidak akan memasuki rumah yang di dalamnya terdapat anjing [1] dan pahala pemilik anjing akan susut atau berkurang.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda (yang artinya) : “ Malaikat tidak akan memasuki rumah yang di dalamnya terdapat anjing (2), juga tidak memasuki rumah yang didalamnya terdapat gambar (patung)” [Hadits sahih ditakhrij oleh Imam Ahmad, Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa'i dan Ibnu Majah yang semuanya dari Abu Thalhah Radhiyallahu 'anhu. Lihat Shahihul-Jami' No. 7262]

Rasulullah bersabda (yang artinya) : “ Sesungguhnya malaikat (rahmat) tidak akan memasuki rumah yang didalamnya terdapat anjing” [Hadits sahih ditakhrij oleh Thabrani dan Imam Dhiyauddin dari Abu Umamah Radhiyallahu 'anhu. Lihat pula Shahihul Jami' No. 1962]

Rasulullah bersabda (yang artinya) : “ Sesungguhnya malaikat tidak akan memasuki rumah yang didalamnya terdapat anjing dan gambar (patung)” [Hadits sahih ditakhrij oleh Ibnu Majah dan lihat Shahihul Jami' No. 1961]

Ibnu Hajar (3) berkata : “Ungkapan malaikat tidak akan memasuki….” menunjukkan malaikat secara umum (malaikat rahmat, malaikat hafazah, dan malaikat lainnya)”. Tetapi, pendapat lain mengatakan : “Kecuali malaikat hafazah, mereka tetap memasuki rumah setiap orang karena tugas mereka adalah mendampingi manusia sehingga tidak pernah berpisah sedetikpun dengan manusia. Pendapat tersebut dikemukakan oleh Ibnu Wadhdhah, Imam Al-Khaththabi, dan yang lainnya.

Sementara itu, yang dimaksud dengan ungkapan rumah pada hadits di atas adalah tempat tinggal seseorang, baik berupa rumah, gubuk, tenda, dan sejenisnya. Sedangkan ungkapan anjing pada hadits tersebut mencakup semua jenis anjing. Imam Qurthubi berkata : “Telah terjadi ikhtilaf di antara para ulama tentang sebab-sebabnya malaikat rahmat tidak memasuki rumah yang didalamnya terdapat anjing. Sebagian ulama mengatakan karena anjing itu najis, yang lain mengatakan bahwa ada anjing yang diserupai oleh setan, sedangkan yang lainnya mengatakan karena di tubuh anjing itu menempel najis.

Ummul Mukminin Aisyah Radhiyallahu ‘anha mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengadakan perjanjian dengan Jibril bahwa Jibril akan datang. Ketika waktu pertemuan itu tiba, ternyata Jibril tidak datang. Sambil melepaskan tongkat yang dipegangnya, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Allah tidak mungkin mengingkari janjinya, tetapi mengapa Jibril belum datang ?” Ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menoleh, ternyata beliau melihat seekor anak anjing di bawah tempat tidur. “Kapan anjing ini masuk ?” tanya beliau. Aku (Aisyah) menyahut : “Entahlah”. Setelah anjing itu dikeluarkan, masuklah malaikat Jibril. “Mengapa engkau terlambat ? tanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Jibril. Jibril menjawab: “Karena tadi di rumahmu ada anjing. Ketahuilah, kami tidak akan memasuki rumah yang di dalamnya terdapat anjing dan gambar (patung)” [Hadits Riwayat Muslim].

Malaikat rahmat pun tidak akan mendampingi suatu kaum yang terdiri atas orang-orang yang berteman dengan anjing. Abu Haurairah Radhiyallahu ‘anhu mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya) : “ Malaikat tidak akan menemani kelompok manusia yang di tengah-tengah mereka terdapat anjing”. [Hadits Riwayat Muslim]

Imam Nawawi mengulas hadits tersebut : “Hadits di atas memberikan petunjuk bahwa membawa anjing dan lonceng pada perjalanan merupakan perbuatan yang dibenci dan malaikat tidak akan menemani perjalanan mereka. Sedangkan yang dimaksud dengan malaikat adalah malaikat rahmat (yang suka memintakan ampun) bukan malaikat hafazhah yang mencatat amal manusia. [Lihat Syarah Shahih Muslim 14/94]

Sementara itu, mengenai hukum yang berkaitan dengan hasil jual beli anjing (harga anjing), terdapat beberapa nash yang mengharamkan, diantaranya adalah sebagai berikut. Abi Juhaifah Radhiyallahu ‘anhu mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah melarang hasil yang diperoleh dari jual beli anjing, darah, dan usaha pelacuran [Hadits shahih ditakhrijkan oleh Bukhari juga ditakhrijkan dalam Ahaditsul Buyu' oleh Imam ay-Thayalisi, Imam Ahmad, juga oleh Baihaqi. Dan lihat Shahihul Jami' no. 6949].

Jabir Radhiyallahu ‘anhu mengatakan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah melarang jual beli anjing dan kucing (4) Selain itu, Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu mengatakan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah melarang jual beli anjing, hasil kezaliman, dan upah dari hasil praktik perdukunan [Hadits shahih ditakhrijkan oleh Bukhari, Muslim, Imam hadits yang empat. Hadits ini juga ada dalam Shahihul Jami' no. 6951].

Imam al-Baghawi berkata (5) : “Menurut majoriti ulama, jual beli anjing itu hukumnya haram sebagaimana upah dari hasil perdukunan (pertenungan), dan pelacuran. Kaitannya dengan hal itu, Abi Hurairah berkata : “Semuanya itu tergolong dalam penghasilan haram”.

Footnote :
1. Yang sangat kami sayangkan adalah adanya beberapa orang yang mengaku modern dan maju memiliki anjing dan menganggapnya sebagai teman serta digauli melebihi pergaulannya terhadap manusia. Hal itu dilakukan dalam rangka meniru kebiasaan masyarakat barat.
2. Di dalam kitab Faidhul-Qadir 2/394, Imam al-Manawi mengatakan : “Yang dimaksud dengan malaikat pada hadits tersebut adalah malaikat rahmat dan keberkahan atau malaikat yang bertugas keliling mengunjungi para hamba Allah untuk mendengarkan dzikir dan sejenisnya, bukan malaikat penulis amal perbuatan manusia karena malaikat itu tidak akan pernah meninggalkan manusia sekejap pun sebagai mana halnya malaikat maut. Mengapa malaikat rahmat tidak mau memasuki rumah yang di dalamnya terdapat anjing ?. Karena anjing itu mengandung najis, sedangkan malaikat terpelihara dari tempat-tempat yang kotor. Mereka adalah makhluk Allah yang paling mulia serta tetap berada pada tingkat kebersihan dan kesucian yang paling luhur. Perbandingan antara malaikat yang suci dan anjing yang najis laksana terang dan gelap. Barangsiapa yang mendekati anjing, malaikat akan menjauh darinya.
3. Fathul Bari bab 48 At-Tashawir hadits No. 5949
4. Hadits shahih ditakhrijkan oleh Ahmad, hakim, dan Imam hadits yang empat. Hadits ini juga ada dalam Shahihul Jami’ no. 6950
5. Lihat Syarhus Sunnah 8/23

(Dikutip dari Buyuut Laa tad khuluha al malaikat, edisi Indonesia Rumah yang Tidak Dimasuki Malaikat, penulis Abu Hudzaifah Ibrahim bin Muhammad.)

copast dari: http://salafy.or.id/

Khamis, 6 Oktober 2011

TANDA-TANDA SAKARATULMAUT - CATATAN SAHABAT SAYA HUZAIDI HASHIM


Tanda 100 hari sebelum sakaratulmaut.

Tanda pertama dari Allah SWT kepada hambanya dan hanya akan disedari oleh mereka yang dikehendakinya. Walaubagaimanapun semua orang Islam akan mendapat tanda ini. Cuma samada mereka sedar atau tidak sa...haja. Tanda ini akan berlaku lazimnya selepas waktu Asar. Seluruh tubuh iaitu dari hujung rambut sehingga ke hujung kaki akan mengalami getaran atau seakan-akan mengigil. Contohnya seperti daging lembu yang baru saja disembelih dimana jika diperhatikan dengan teliti kita akan mendapati daging tersebut seakan-akan bergetar. Tanda ini rasanya lazat dan bagi mereka yang sedar dan berdetik di hati bahawa mungkin ini adalah tanda mati maka getaran ini akan berhenti dan hilang setelah kita sedar akan kehadiran tanda ini. Bagi mereka yang tidak diberi kesedaran atau mereka yang hanyut dengan kenikmatan tanpa memikirkan soal kematian, tanda ini akan lenyap begitu sahaja tanpa sebarang munafaat. Bagi yang sedar dengan kehadiran tanda ini maka ini adalah peluang terbaik untuk memunafaatkan masa yang ada untuk mempersiapkan diri dengan amalan dan urusan yang akan dibawa atau ditinggalkan sesudah mati.

Tanda 40 hari sebelum sakratul maut

Tanda ini juga akan berlaku sesudah waktu Asar. Bahagian pusat kita akan berdenyut-denyut. Pada ketika ini daun yang tertulis nama kita akan gugur dari pokok yang letaknya diatas Arash Allah SWT. Maka malaikat maut akan mengambil daun tersebut dan mula membuat persediaannya keatas kita, antaranya ialah ia akan mula mengikuti kita sepanjang masa. Akan terjadi malaikat maut ini akan memperlihatkan wajahnya sekilas lalu dan jika ini terjadi, mereka yang terpilih ini akan merasakan seakan-akan bingung seketika. Adapun malaikat maut ini wujudnya cuma seorang tetapi kuasanya untuk mencabut nyawa adalah bersamaan dengan jumlah nyawa yang akan dicabutnya.

Tanda 7 hari sebelum sakratul maut

Adapun tanda ini akan diberikan hanya kepada mereka yang diuji dengan musibah kesakitan di mana orang sakit yang tidak makan secara tiba-tiba ianya berselera untuk makan.

Tanda 3 hari sebelum sakratul maut

Pada ketika ini akan terasa denyutan dibahagian tengah dahi kita iaitu diantara dahi kanan dan kiri. Jika tanda ini dapat dikesan maka berpuasalah kita selepas itu supaya perut kita tidak mengandungi banyak najis dan ini akan memudahkan urusan orang yang akan memandikan kita nanti. Ketika ini juga mata hitam kita tidak akan bersinar lagi dan bagi orang yang sakit hidungnya akan perlahan-lahan jatuh dan ini dapat dikesan jika kita melihatnya dari bahagian sisi. Telinganya akan layu dimana bahagian hujungnya akan beransur-ansur masuk ke dalam. Telapak kakinya yang terlunjur akan perlahan-lahan jatuh ke depan dan sukar ditegakkan.

Tanda 1 hari sebelum sakratul maut

Akan berlaku sesudah waktu Asar di mana kita akan merasakan satu denyutan di sebelah belakang iaitu di kawasan ubun-ubun di mana ini menandakan kita tidak akan sempat untuk menemui waktu Asar keesokan harinya.

Tanda akhir sebelum sakratul maut

Akan berlaku keadaan di mana kita akan merasakan satu keadaan sejuk di bahagian pusat dan ianya akan turun ke pinggang dan seterusnya akan naik ke bahagian halkum. Ketika ini hendaklah kita terus mengucap kalimah syahadah dan berdiam diri dan menantikan kedatangan malaikatmaut untuk menjemput kita kembali kepada Allah SWT yang telah menghidupkan kita dan sekarang akan mematikan kita pula. Dengan Rahmat dan Rahim Allah swt, kita diberitahu tanda-tanda hampirnya mati untuk memberi kita peluang untuk bertaubat. Semoga pada saat itu kita sempat sedar da terus bertaubat dengan sesungguh-sungguhnyaSee More

MENJAGA HATI IBU BAPA



Ibu bapa mana yang tidak suka dan tidak rasa bahagia jika anak sedia berkhidmat dan berbakti. Lebih-lebih lagi bila ibu bapa sudah lanjut usia dan perlu lebih perhatian dan jagaan. Berbakti kepada ibu bapa perlu pada sifat ringan tulang. Dengan ringan tulang kepada mereka, kita dapat jaga hati mereka dan dalam masa yang sama, beroleh keberkatan dalam hidup. “Sesiapa berbakti kepada ibu bapanya maka kebahagiaanlah habuannya dan Allah akan memanjangkan (pula) umurnya.” (Hadis riwayat Abu Ya’la, at-Thabrani, as-Syaibani dan al-Hakim)


Raut wajah anak akan beri kesan kepada hati orang tua. Oleh itu cara mudah untuk gembirakan hati mereka ialah selalu senyum, bermanis muka dan pandang mereka dengan penuh kasih sayang. Memandang ibu bapa (dengan kasih sayang), menurut Nabi s.a.w., adalah ibadah. (Riwayat Abu Daud)


Hati ibu bapa terhibur jika anak tahu hormati mereka dan hormati pandangan mereka. Kalaupun ada perkara yang anak tidak setuju, dia masih tunjuk rasa hormat, tidak membangkang. Nabi s.a.w. banyak memberi panduan cara-cara hormat pada ibu bapa. Antaranya, baginda melarang seorang anak berjalan mendahului ibu bapanya atau duduk sebelum ibu bapanya duduk. Baginda juga tekankan perlunya anak membiasakan budaya minta izin pada ibu bapa, seperti minta izin untuk masuk bilik mereka


Rasulullah s.a.w. sewaktu dikunjungi ibu susuannya Halimah as-Saadiah, telah membentangkan kain ridaknya untuk diduduki oleh si ibu. Betapa bahagianya si ibu tua diperlakukan begitu. Layanan ‘VIP’ ini tentulah lebih layak diberi pada ibu bapa kandung, lebih-lebih lagi yang sudah lanjut usia. Kalau dia rasa kurang diraikan atau kurang diberi perhatian, dia mudah tersinggung. Ini biasa berlaku bila ibu bapa tengok anaknya melebihkan isteri atau suaminya berbanding ibu bapa sendiri. Apalagi kalau ibu bapa tinggal serumah dengan anak dan menantu.


Meraikan ibu bapa juga merangkumi meraikan kenalan atau tetamu mereka. (Malah dalam Islam, selepas ibu bapa tiada pun, seorang anak masih dituntut meraikan kenalan baik arwah ibu bapanya.)


Jauh di sudut hati, ibu bapa akan rasa bangga jika selalu diminta pandangan dan nasihat. Atau diminta restu dan doa dalam apa-apa keputusan terutama melibatkan soal kahwin, kerjaya, sambung belajar dan lain-lain persoalan besar dalam hidup anak. Tetapi jika anak minta restu, misalnya untuk kahwin, dengan cara mendesak, ini boleh sakiti hati mereka.


Kebanyakan ibu bapa ada simpan hasrat terhadap anak – mahu anak berjaya dalam hidup, jadi anak soleh, tahu kenang jasa. Memenuhi hasrat mereka adalah salah satu cara untuk gembirakan mereka. Jika anak tak ambil peduli hasrat dan harapan ibu bapa, hati mereka akan kecewa dan terguris.


Untuk membalas sepenuhnya jasa ibu bapa memang tak mungkin, tapi jika anak tahu kenang jasa, ibu bapa akan rasa bahagia. Misalnya jika sudah bekerja, disumbangkan sekian banyak daripada duit gaji kepada ibu bapa. Bila sudah berkeluarga sendiri, sumbangan ini tak pernah putus walaupun mungkin berkurang sedikit. Bila ada duit lebih pula, tak lupa dikirim pada ibu bapa. Ibu bapa sakit, cepat-cepat dia balik jenguk dan usahakan rawatan yang patut. Kalau perlu, dijaganya di hospital atau diminta isterinya tolong jagakan. Dibawanya ibu bapa pergi haji atau umrah jika mampu.


Jika sudah tidak tinggal bersama ibu bapa, seorang anak perlu selalu berhubung dan jenguk mereka. Tak cukup hanya kirim duit tiap-tiap bulan atau kirim kad raya ‘pengganti diri’, terutama jika mereka sudah lanjut usia, selalu sakit-sakit atau nyanyuk. Adakalanya bagi si ibu tua, cukuplah kalau dapat rasai belaian tangan anak yang pernah dikandungnya. Atau kalau anak mahu duduk dengar luahan hati, omelan atau ceritanya. Banyak kes hati ibu bapa yang retak sebab tidak begitu diindahkan anak, sakit peningnya tak diambil peduli atau anak sudah jemu dengar omelannya.


Anak boleh panjangkan jariah untuk ibu bapa; misalnya bersedekah dengan niatkan pahalanya untuk mereka. Ini tidak semestinya dibuat sewaktu ibu bapa sudah meninggal. Ketika mereka masih ada, mereka tentunya akan terhibur jika tahu yang si anak telah buatkan jariah untuk mereka.


Ibu bapa juga mengharap ada anak yang sudi doakan mereka. Kalau memang ada, mereka tentu rasa bahagia dan bangga. Tapi kalau mereka rasa si anak tak pernah doakan mereka, mereka akan pendam rasa. Cukuplah kalau seorang anak itu merasakan dia banyak ‘berhutang’ dengan ibu bapanya untuk membuatkan dia rasa sangat terhutang budi dan rasa patut membalas jasa serta menjaga hati mereka dengan apa jua cara yang dikira wajar.


Sabda Rasulullah s.a.w.: “Anak itu belum dapat lagi membalas (jasa) orang tuanya sehinggalah dia mendapatinya sebagai hamba, lalu dibelinya dan dimerdekakannya.” (Riwayat Muslim dan Abu Daud)


Di salin dari Bloq: Respirahsia